Sabtu, 21 November 2009

PERSAMI

Malam ini, adalah malam minggu, tapi masih di mts, semakin malam koq semakin rame juga ya...pentas seninya rame, banyak anak-anak almunus datang, wah mereka kompak juga yah..sip deh pak guru acungi jempol 2 deh...dan tambah 2 lagi dengan kaki hehehehehe....

Rabu, 26 Agustus 2009

BENDAHARA MTs


Namaku adalah Mashadi, asalku dari grobogan, aku sekarang sudah punya anak 3. Hobbyku adalah ngebrik bersama rekan-rekan di udara. Di dunia angin....namaku LONDRI. Sekarang aku dah kerja di MTsN Rowokele sebagai yang memegang uang di MTs...makanya aku banyak uang banget...khususnya pada tanggal 1 atau tanggal muda

Minggu, 23 Agustus 2009

HOT SPOT

Akhirnya kita bisa mendirikan sebuah hot spot dan internetan sepuasnya..........Selamat dan terima kasih kepada Madrasah yang telah menyediakannya..

Rabu, 05 November 2008

Kemampuan Anak

Meremehkan Kemampuan Anak


Orang tua selalu dihadapkan pada kondisi yang selalu dinamik, di satu sisi mempunyai cita-cita ideal pada anaknya, sementara di sisi lain anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginan dan cita-cita ideal orang tuanya. Misalnya, keinginan orang tua tidak ditanggapi positif oleh aksentuasi perilaku anak. Orang tua kita menginginkan agar minimal anak menjadi guru bagi dirinya sendiri terlebih lagi menjadi guru bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Secara perilaku adalah wajar, parahnya lagi keinginan anak tersebut tidak disukai dirinya sendiri sehingga menjadi beban psikologis tersendiri baginya. Keinginan anak saja sudah pilihan sulit ditambah lagi pilihan dari orang tuanya yang ingin ini dan itu, apalagi ditambah lagi orang tua yang meremehkan anak-anak dan sedikit memberikan dorongan dan anjuran kepada mereka.

Misalnya saja, berusaha menyuruh mereka diam manakala mereka lagi asyik berbicara. Bahkan mereka selalu diejek, begitu pula obrolan mereka juga senantiasa diperolok-olok, yang hal itu menyebabkan anak kurang mempunyai kepercayaan pada dirinya, ia kurang berani berbicara apalagi mengeluarkan pendapat. Mencaci maki mereka apabila melakukan kesalahan. Mengumpat-ngumpat mereka apabila mereka gagal dan kalah. Sedangkan, ayah merasa bangga dan sombong dengan berbuat seperti itu. Dengan demikian, ada jarak psikologis antara kedua belah pihak sehingga tidak mungkin lagi si ayah dapat mempengaruhi anak-anaknya.

Parahnya lagi, mengejek mereka bila mereka istiqamah (konsekuen dalam agama). Sikap ini merupakan fenomena pelecehan yang paling berat. Oleh karena itu, Anda dapati ada di antara orang tua yang suka meremehkan anak-anaknya apabila di antara mereka itu ada yang bertakwa, berperilaku baik, shaleh, konsekuen dalam beragama, dan mendapatkan Hidayah (dari Allah), sehingga anak-anak tersebut sesat dan berbalik haluan. Akibatnya, setelah peristiwa itu mereka menjadi beban atas diri ayah dan sebagai penyebab timbulnya berbagai bencana buat dia.

Tidak memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengoreksi dan mengadakan perubahan yang lebih baik. Ada orang tua yang memarahi anaknya hanya karena kesalahan dan kekeliruan yang sepele. Bahkan, bisa jadi orang tua tidak dapat melupakan kesalahan itu. Apabila si anak mencuri, ia dipanggil dengan panggilan “hai pencuri”. Apabila ia berdusta ia dipanggil dengan sebutan “wahai pendusta”. Seolah-olah kesalahan-kesalahan tersebut merupakan pukulan keras yang tidak mungkin dapat pudar dan merupakan tanda keaiban yang tidak kunjung sirna. Dari sini si anak itu berkembang, sedangkan pada dirinya tertanam perasaan bahwa ia adalah pencuri atau pendusta. Dengan demikian, ia tidak dapat melepaskan diri dari aibnya, disamping ia tidak mendapatkan orang yang dapat membantu mengatasi masalahnya itu juga melawan aib sebagai biang masalah dalam keluarga.

Jika masalah ini terus berlarut-larut bisa jadi anak akan minder menghadapi hidupi, berada dalama lingkungan teman-teman sepermainan, berada di lingkungan keluarga, dan masyarakat. Beban yang harus anak tanggung sepanjang hidup lantaran pemberian pendekatan pendidikan yang salah kaprah.

“Wahai, orang tua berilah kami teladan yang baik, didiklah saya dan mereka atas hal-hal yang positif yang menjadikan hal itu sebagai bekal saya kelak menghadapi kerasnya hidup, menjadi bekal bagi saya untuk mendidik anak-anak saya menuju jalan-jalan yang diridhai Nya. Dan janganlah mendidik saya dan mereka atas perbuatanyang rendah, kata-kata yang jelek, dan akhlak yang tidak terpuji, seperti memberi dorongan kepada mereka untuk gemar datang ke gelanggang olah raga, meniru-niru perbuatan orang-orang kafir, membiasakan anak-anak perempuan mempunyai pakaian pendek, melontarkan kata-kata kasar, jorok dan kotor yang disebabkan orang tua sering kali bahkan berulang-ulang menggunakan kata-kata tersebut. Atau, melalui panggilan anak-anaknya dengan julukan yang jorok sehingga si anak terbiasa dengan panggilan-panggilan semacam itu dan tidak lagi mau memperhatikan etika berbicara”.

“Wahai orang tua, sebenarnya saya dan anak-anak yang lain mampu melakukan yang yang diinginkan oleh orang tua, merealisasikan keinginan ideal mereka, dan nantinya saya dan anak-anak yang lain akan menggantikan mereka meneruskan kebanggaan keluarga. Yang saya dan anak-anak yang lain inginkan agar orang tua-orang tua tetap memberikan kasih sayang kepada para anak-anaknya, mendidik dengan keteladanan mereka, dan yakinlah suatu saat nanti dengan hidayah Allah SWT saya dan anak-anak yang lain akan membalas kebaikan mereka meskipun bukan secara materi, entah itu sekarang atau nanti. Yakinlah!” Amin amin ya rabbal alamin.

Jujur / Korupsi

Jujur, Jujur!

Di antara masalah besar (untuk tak menyebut yang terbesar) di sekitar kita adalah korupsi. Sekadar secuil fakta, pada 2005, berdasar laporan sebuah survei, Indonesia raja korupsi di Asia. Sementara itu, pada tahun yang sama, hasil survei Transparency International Indonesia menyebutkan bahwa Surabaya sebagai kota terkorup kedua di Indonesia setelah Jakarta.

Atas fakta itu, siapa pun yang masih punya nurani akan tergerak untuk terus memikirkan bagaimana cara mengatasi penyakit yang memalukan dan merugikan itu. Di level negara, berbagai cara pemberantasan korupsi telah dipilih. Terakhir, kita memiliki Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang manfaatnya telah kita rasakan.

Sekalipun demikian, ide terus digali untuk mencari metode terbaik memberantas korupsi, termasuk bagaimana cara mengasah kejujuran dan menumbuhkan mental antikorpsi di kalangan pelajar. Karena itu, lahirlah konsep Kantin Kejujuran (KK) bagi murid-murid. Apa KK itu?

KK -sebagaimana kantin pada umumnya- adalah sebuah tempat di sekolah yang menjual makanan dan minuman. Kantin biasa dikunjungi murid saat istirahat. Tapi, ada hal pokok yang membedakan KK dengan kantin biasa, yaitu tiadanya penjaga kantin atau kasir sehingga si pembeli harus mengambil sendiri makanan dan minuman yang diinginkan, lalu menyelesaikan sendiri pembayarannya. Si pembeli meletakkan uang tepat sejumlah rupiah yang harus dibayarkannya di kotak uang. Jika uangnya lebih besar daripada harga yang harus dia bayar, uang kembali dia ambil sendiri dari kotak uang itu.

Dengan demikian, KK bisa menjadi ajang pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya kejujuran terhadap diri sendiri, yang pada akhirnya akan bermuara kepada lahirnya generasi yang menghormati kejujuran sekaligus memunculkan generasi antikorupsi.

KK akan merefleksikan tabiat para murid yang ada di sekolah itu. Jika KK tak bertahan lama karena bangkrut, bisa dipastikan murid di sekolah itu tak berlaku jujur. Sebaliknya, KK akan semakin maju saat semua murid memegang tinggi asas kejujuran dalam kesehariannya. Lalu, apa implikasi lebih lanjut untuk yang disebut terakhir itu?

Diyakini, korupsi hanya akan terjadi jika ada kesempatan dan kemauan. Kesempatan (untuk korupsi) -secara umum- dimiliki oleh mereka yang memegang kekuasaan (pemimpin). Sementara sampai kini tak terbantahkan ungkapan bahwa ''Student today leader tomorrow (Sekarang pelajar, esok (akan menjadi) pemimpin)''.

Bagi (semua) pelajar, kantin sekolah adalah salah satu tempat yang paling sering dikunjungi. Di tempat itu terjadi transaksi jual beli. Sekalipun nilainya tak besar, peluang untuk korupsi tetap ada. Yakni, menyebut secara tak jujur jumlah makanan atau minuman yang dimakan. Misalnya, makan tiga pisang goreng dan minum dua teh botol, tapi dilaporkan ke kasir hanya dua pisang goreng dan sebotol teh.

Karena itu, dengan KK, diharapkan pelajar (yang kelak akan menjadi pemimpin itu) akan terlatih jujur sehingga dia sama sekali terhindar untuk bermental korup. Jika pembelajaran -teori dan praktik- terus diterima dan dipraktikkan di sekolah, kelak diharapkan para mantan murid yang di kemudian hari menjadi pemimpin itu tak akan tergoda untuk berlaku korup dalam menjalankan jabatannya.

KK itu didesain untuk menyiapkan pelajar (SMA, SMP, dan SD) menjadi generasi yang jujur, yang antikorupsi. KK bertujuan agar murid mendapat pelajaran untuk selalu jujur saat transaksi jual beli. Murid yang lain diharapkan juga ikut saling mengawasi agar semua tetap bersikap jujur dalam melakukan transaksi di KK itu sekalipun tak ada yang menjaga. Itulah sebentuk kontribusi sekolah bagi usaha pemberantasan korupsi.

Mengingat tujuannya sangat mulia, program KK tersebut mendapatkan dukungan banyak pihak. Sebagai contoh, Jaksa Agung Hendarman Supandji meresmikan KK ke-1000 di SMA Negeri 42, Jakarta Timur, pada 15 Oktober 2008. Dalam acara itu, Jaksa Agung mengatakan bahwa keberadaan KK itu tidak lain untuk memupuk sifat jujur dan mengembangkan budaya malu kepada diri murid. Dia percaya bahwa pendidikan kejujuran itu harus melalui proses, yakni dilatihkan sejak dini.

KK juga didukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Eko Soesamto Tjiptadi sempat mengatakan bahwa KK merupakan media praktik pendidikan kejujuran bagi murid sekolah. Murid akan dihadapkan pada dua pilihan, ingin menerapkan kejujuran hati nuraninya atau tidak.

Ayo, Semua!

Banyak yang berharap agar KK bisa menjadi langkah awal pelajaran antikorupsi sejak dini untuk menuju masa depan yang lebih baik. Karena itu, sejumlah kota bersegera untuk memiliki KK seperti yang telah dilakukan Jakarta, Bekasi, Bandung, Semarang, Padang, dll.

Memang, secara konsep, KK sangat bagus. Karenai tu, semua harus mendukungnya. Untuk itu, perlulah kita ikut mengawalnya. Pertama, KK perlu dimulai sedini mungkin. Misalnya, di Jambi dimulai sejak SD.

Kedua, pejabat terkait -seperti level gubernur atau bupati/wali kota- wajib membantu pengadaan dan pengembangan KK. Yang paling awal, pejabat itu harus memikirkan bagaimana KK tersebut bisa segera memasyarakat. Lebih detail lagi, diharapkan pejabat-pejabat itu memberikan dana ''pemancing' ' bagi (sejumlah) sekolah untuk menerapkan sistem KK.

Ketiga, langkah sosialisasi harus melibatkan banyak kalangan. Pemimpin dan pejabat harus ikut mengampanyekan itu. Sejumlah pejabat itu, misalnya, ketua DPRD, kepala kejakaan (tinggi atau negeri), rektor perguruan tinggi, dll.

Terakhir, dalam hal menumbuhkan spirit antikorupsi, kita bisa belajar kepada siapa saja. Misalnya, para pejabat negara bisa belajar kejujuran dengan berkaca kepada murid sekolah (dasar dan menengah). Jika murid (SD, SMP, SMA) saja bisa berbuat jujur, mengapa masih banyak pejabat yang bermental korup?


Rabu, 24 September 2008

PERPISAHAN

Sebuah momen yang dibenci oleh kebanyakan orang di dunia ini. Sebuah kata perpisahan adalah kata yang pahit bagi kebanyakan orang. Sepahit rasa bratawali, segetir daun sirih dan sepanas bara yang membara semuanya itu terasa menusuk dan menghujam dalan hatiku. Terbayang dalam otak dan fikiranku aka canda dan tawa kita, terbayang olehku suka dan duka kita, terngiang - ngiang ditelingaku akan percakapan dan obrolan kita. Dan yang sangat aku ingat ketika aku sedang dilanda musibah, kalian semua membantuku tuk mengatasi semua persoalan yang aku hadapi. Semua itu nampak jelas di fikiran dan anganku. Kuhela nfasku dalam - dalam dan kupandangi sekitarku. Aku puaskan dulu pandangan dan ingatanku hal ini buat oleh - oleh aku dan bekalku tuk meninggalkan ini semua. Kudatangi dan kudekati semua yang sangat berkesan bagiku selama aku disini. Kutatap dengan dalam, kupeluk dengan erat dan kuberbisik dengan lirih,"Semoga engkau tidak melupakanku dan aku tetap mengingatmu". Kulepas pelukk eratku dan tak kusadari ada butiran air hangat mengalir dipipiku. Air hangat yang sangat menyakitkan hatiku. Segera aku tersentak dan tersadar bahwa aku telah ditunggu. Aku bergegas dan melangkah meninggalkanmu semua dengan isi hati yang tercerai berai. Kuayunkan langkah kakiku dengan tegar dan dengan sedikit senyuman getir kutinggal dirimu. Karena aku tahu dan sadar bahwa perpisahan ini harus terjadi dan tidak bisa dielakan lagi.

Minggu, 21 September 2008

PERKENALAN

Assalamu'alaikum
Lewat media yang sangat luar biasa ini, kami semua ingin memperkenalkan diri kepada saudara semua masyarakat dunia maya. Semoga kedatangan kami diterima dengan tulus ikhlas dan disambut dengan kedua tangan yang terbuka lebar - lebar. Bagi kami yang sedang memulai untuk belajar menapakkan kaki kami di dunia maya ini merupakan sebuah kebanggaan tersenidir bisa membangun rumah sendiri walaupun itu masih sangat sederhana.
Kemudian kami sangat mengharapkan saran, kritik dan masukan kepada kami agar kami dalam bermasyarakat di dunia maya ini bisa mengikutinya dengan baik dan bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru bagi kami.
Kami sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang telah memberikan segalanya kepada kami, sehingga kami nantinya bisa menjadi lebih baik dan dapat memberi sedikit pencerahan kepada umat di dunia maya. Amin.
Wassalamu'alaikum